Tuesday, October 17, 2006

Test uang palsu...

Banyaknya pemalsuan di negara kita mengharuskan kita waspada. Di bawah ini ada beberapa tips untuk mengetes keaslian uang rupiah dengan cara yang gampang sekali.

# Mengetes uang Rp 100.000 - 50,000 dan 20,000 an
1. Lipat menjadi 4 bagian secara simetris memanjang
2. Tekan uang tersebut dengan perasaan secukupnya
3. Buka perlahan-lahan lipatan uang tsb
4. Bila kacamata Bung Hatta,WR Supratman atau Ki Hajar pecah berarti palsu
5. Khusus 50.000 an, periksa teks lagunya, kalau bukan Indonesia raya pasti palsu

# Mengetes uang Rp. 10,000
1. Lipat menjadi 4 bagian secara memanjang
2. Tekan uang tersebut dengan tekanan secukupnya
3. Kalau uangnya jadi basah karena kawahnya tumpah; atau kalau konde Cut Nyak lepas berarti palsu

# Untuk uang Rp.5000
1. Ambil sisir rambut di rumah, kemudian gesekkan pada uang tersebut.
2. Apabila jenggot Imam Bonjol rontok berarti palsu. Apabila tambah panjang berarti palsu juga!!

# Untuk ngetes palsu-tidaknya seribuan - 1.000
Cari SD Negeri terdekat, cukup taruh di trotoar depan sekolah, kalau hilang berarti asli....

# Uang 500 an kertas agak susah dites, karena anak-anak SD aja sudah nyuekin, satu-satunya cara adalah remes kenceng2, kalau monyetnya teriak berarti palsu.

taken from ketawa.com

Thursday, October 12, 2006

Adobe System: Celah Flash Player Sudah Diperbaiki

Jakarta, Celah yang terdapat dalam Flash Player versi 8.0.22 dan versi sebelumnya, serta Breeze Meeting Add-in versi 5.0 dan sebelumnya menyebabkan black hacker dapat mengambil alih sistem komputer anda.

Tetapi tenang, untuk mengatasi hal ini Adobe System telah mengeluarkan patch untuk celah tersebut. Karena Adobe menilainya sebagai celah "critical", mereka menyarankan agar patch ini segera di-download oleh para penggunanya.

Software Flash Player digunakan untuk menampilkan animasi flash dalam sebuah situs. Sedangkan Breeze Meeting milik Macromedia, merupakan sebuah perangkat Web conferencing yang menggunakan Flash Player.

Lalu bagaimana black hacker memanfaatkan celah tersebut? Pengguna yang tidak sadar telah me-load format .SWF dengan tambahan kode jahat pada Flash Player, menyebabkan intruder dapat mengeksekusi kode tersebut dalam sebuah sistem, misalnya melalui browser web, e-mail atau aplikasi lain. Demikian diktuip detikINET dari Tech Republic Rabu (15/3/2006).